Posts

Perkembangan Sejarah Pekerjaan Sosial Profesional

Image
Profesi pekerja sosial bisa terbilang baru. Social welfare agencies (agensi kesejehteraan sosial) pertama kali muncul pada awal tahun 1800-an untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang hidup di wilayah perkotaan. Agensi ini bersifat privat dan diinisiasi oleh kelompok-kelompok keagamaan. Hingga diawal 1900-an mulai dijalankan oleh mereka kalangan menengah keatas yang memiliki concern terhadap permasalahan akan pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Salah satu organisasi kesejahteraan sosial yang pertama kali terbentuk adalah the Society for the Prevention of Pauperism, yang didirikan oleh John Griscom pada 1820. Organisasi ini dibentuk bertujuan untuk mengidentifikasi perilaku dan hal-hal terkait kemiskinan kemudian memberikan saran yang dapat dilakukan untuk terlepas dari kemiskinan terutama dalam hal kesulitan ekonomi. Untuk mencapai tujuan ini dilakukan house-to-house visitation (visitasi) terhadap mereka yang miskin.  Di akhir 1800-an sudah banyak agensi privat kesejahteraan sosial yang mu

4 Diskursus dalam Pengembangan Layanan Kesejahteraan Sosial

Image
Suatu layanan kesejahteraan sosial memiliki preferensi dalam memberikan layanan. Human Service Organzation (HSO) ada yang lebih menekankan pada optimalisasi penerima manfaat (beneficiaries). Ada juga HSO yang lebih menitikberatkan pada aspek layanan dan perencanaan di tingkat elit HSO. Perbedaan ini didasari atas perbedaan preferensi HSO dalam memberikan layanan. Kali ini penulis akan membahas empat diskursus dalam pengembangan layanan kesejahteraan sosial yang biasanya digunakan dalam mengimplementasikan layanan pads HSO. Keempat diskursus tersebut yaitu: diskurus manajerial, diskursus pasar, diskursus profesional, dan diskursus komunitas. Dalam setiap diskursus menempati posisi yang berbeda-beda yang dapat dilihat di bagan 1.1. Hal ini yang menentukan karakteristik diskursus. Pembahasan kali ini akan difokuskan pada lima jenis indikator yang membedakan antara satu diskursus dengan diskursus lainnya, diantaranya:  1. Hakikat dari kesejahteraan (the nature of the welfare) 2. Penerima l

Analisis Kekerasan Struktural terhadap Orang Lanjut Usia sebagai Hasil dari Konstruksi Sosial yang Merendahkan dalam Perspektif Multikultur Kesejahteraan Sosial

Image
Ilustrasi: Gambaran Seorang Lanjut Usia I. Pendahuluan      Kelompok masyarakat terdiri dari kelompok yang sangat heterogen. Heterogenitas ini membawa dampak yang positif atau negatif. Implikasi negatif salah satunya berbentuk diskriminasi. Biasanya diskriminasi, stereotipe dan sebagainya ini menimpa mereka yang tergolong kelompok marginal. Marginal didefinisikan sebagai berhubungan dengan batas (tepi); tidak terlalu menguntungkan; atau berada di pinggir.1 Dari segi kesejahteraan sosial kelompok marginal adalah mereka yang dalam kehidupan bermasyarakat mendapat perlakuan yang berbeda, cenderung terpinggirkan. Biasanya mereka juga termasuk kedalam kelompok yang rentan (vulnerable). World Health Organization menyebutkan terdapat lima kelompok rentan diantaranya anak, wanita hamil, lanjut usia (lansia), orang-orang yang kekurangan nutrisi (malnourished people), atau mereka yang sakit atau kekurangan imun (people who are ill or immunocompromised).2        Salah satu kelompok ma

Meninjau Tiga Model Pendekatan Pribumisasi Pekerjaan Sosial: Indegenisasi, Otentisasi dan Pendekatan Multibudaya

Image
      Ilustrasi: Masyarakat Suku Baduy     Praktek kesejahteraan sosial banyak mengadopsi prinsip dan nilai-nilai Barat. Hal ini wajar mengingat sejarah awal perkembangan pekerjaan sosial berasal dari Barat. Seiring berjalannya waktu ditemukan permasalahan bahwa tidak setiap pendekatan yang ada relevan dengan kondisi masyarakat, Terutama apabila diterapkan pada masyarakat non-Barat yang memiliki budaya dan nilai yang notabene berbeda atau bahkan kontradiksi dengan budaya Barat. Misalnya, metode casework yang dalam beberapa kasus kurang relevan jika diterapkan pada komunitas atau masyarakat yang masih memegang budaya yang erat. Untuk itu, hadir sebuah konsepsi yang dianggap lebih "peka budaya". Konsepsi ini disebut pribumisasi pekerjaan sosial.      Pribumisasi pekerjaan sosial memiliki tiga model pendekatan dalam prakteknya. Ketiga model tersebut diantaranya indegenisasi, otentisasi dan pendekatan multibudaya. Pada kali ini akan dijelaskan secara umum mengenai

Mengenal Perlindungan Sosial, Bantuan Sosial dan Jaminan Sosial, Apa Perbedaannya?

Image
         Ilustrasi: Penerima Kartu Perlindungan Sosial      Indonesia merupakan negara yang menganut Pancasila. Salah satu silanya berbunyi, "Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Perwujudan keadilan sosial disini salah satunya melalui kebijakan sosial yang ada. Terdapat istilah perlindungan sosial, bantuan sosial dan jaminan sosial. Namun, apa sebenarnya yang dimaksud dan apa perbedaannya? Sebelum masuk ke pembahasan mengenai perbedaan ketiga istilah diatas perlu diketahui definisi masing-masing.     Perlindungan sosial memiliki definisi yang luas. Beberapa definisi yang dikutip dari  Bappenas (2014).   United Nations Children’s Fund (UNICEF) (2012) mendefinisikan perlindungan sosial sebagai serangkaian kebijakan publik dan privat yang bertujuan untuk mencegah, mengurangi, dan menghapuskan kerentanan ekonomi dan sosial terhadap kerugian dan kemiskinan (Bap. Di sisi lain ada pula definisi lain. International Labour Organization (ILO) (1984) mendefinisikan perlindungan s